Begitu judul buku IwanJanuar.Com, yang bikin heboh di dunia remaja beberapa tahun silam, yang bagi saya ini judul yang super jenius sekali.
Bagaimana tidak, ini mungkin yang di dalam pikiran sebagian besar kita yang masih sendiri. Bahwa pernikahan itu adalah sesuatu yang ekstravaganza dam fantastis.
Apalagi baru-baru ini kita disuguhkan pernikahan-pernikahan yang sangat ‘sempurna’, hingga semua kita membayangkan pernikahan ala Cinderella yang mistis.
Sekali seumur hidup katanya, dengan pakaian yang paling indah lengkap dengan riasan yang paling membahana, juga kalau bisa sekalian pahlawan berkuda putihnya.
Tapi bagi pengemban dakwah, harusnya ia bukan pernikahan Cinderella, ia dahulukan visi bukan seksi, utamakan Allah bukan mewah, ideologis tak hanya romantis.
Visi pernikahan ini yang menjadikan hari-hari yang kita jalani takkan terasa hambar membosankan, yang menjadikan tiap tengkar dalam keluarga itu bumbu kehidupan.
Tapi yang kita banyak saksikan, termasuk pada pengemban dakwah, yaitu pernikahan miskin visi. Pernikahan yang terbatas pada lahiriah saja, biar lepas jomblonya.
Visi itu tentang seberapa jelas kita melihat masa depan kita, tak ada hubungannya dengan seberapa jelas orang lain melihat hanya pada saat pernikahan kita.
Melihatnya mudah, adakah pernikahan kita hanya berarti bagi diri kita saja? Ataukah pernikahan itu juga memberi arti lebih bagi dakwah dan perjuangan Islam?
Semua kembali pada kita yang menjalani, sebab kita tak hendak menghukumi orang lain. Hanya bagi saya, pernikahan itu adalah ladang ibadah, menjadi keluarga dakwah.
Mohon doanya pada yang di foto-foto ini, tiada kekuatan selain miliknya Allah, semoga apa yang diinginkan tercapai, keluarga fii sabilillah, mohon doakan yang memfoto juga. ???