Begitu dibawa ke Pulau Kembang Banjarmasin yang dihuni banyak kera, pikiran saya langsung melayang ke surah Al-Baqarah ayat 65, ayat tentang kera.
Dikisahkan bahwa orang Yahudi diperintahkan Allah untuk menghormati hari Sabtu, dengan tidak bekerja di hari itu, namun mereka tak mengindahkannya.
Allah menguji mereka, bahwa ikan datang dalam jumlah yang sangat banyak di hari Sabtu yang mereka justru diperintahkan untuk tidak menangkap ikan di hari itu.
Maka mereka menyiasati aturan Allah itu, dengan memasang perangkap sebelum hari Sabtu, saat ikan-ikan datang dalam jumlah banyak, maka mereka terperangkap.
Selepas malam datang, sesudah hari Sabtu berlalu, kaum Yahudi yang bersiasat itupun mengambil hasil melimpah dari tangkapan ikan, begitu siasat mereka.
Atas keserakahan mereka itulah lantas Allah memberi mereka hukuman, “Jadilah kamu kera yang hina”, seperti termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 65.
Dan bila kita lihat kera, salah satu sifatnya adalah serakah, mereka mengambil makanan sepenuh kedua tangan, bahkan kedua kakinya, tak jarang merampas.
Mungkin keperluannya tak sebanyak itu, tapi tetap saja kera menjangkau sepenuh tangannya, bahkan lebih dari itu, siapa yang ingin mengambil, dipukulnya.
Begitu sifat Yahudi digambarkan, sebab keserakahan itu mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah, membuat siasat dan muslihat demi keuntungan dunia.
Simak nasihat Rasulullah dari Abu Hurairah, agar tak sepertu kaum Yahudi yang serakah, menghalalkan yang haram, dan mengubah syariat yang Allah gariskan.
“Janganlah kalian berbuat seperti apa yang diperbuat kaum Yahudi, mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah dengan muslihat yang amat rendah”.
Apa yang Allah tentukan bagi kita, itu yang terbaik. Jangan kita tergiur dunia yang tak ada puasnya, lantas kita halalkan apa yang Allah haramkan pada kita.
Cukup kisah Yahudi yang diubah menjadi kera yang hina jadi pelajaran bagi kita. Agar kita senantiasa taat pada Allah, kita mendengar dan taat pada syariat Allah.